Minggu, 07 Agustus 2016

Report INDOSAT TRAINING AND CONVERENCY CENTER


LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI
DI
PT. INDOSAT
INDOSAT TRAINING AND CONVERENCY CENTER
Jalan Lurahkawi Kec. Jatiluhur Kab. Purwakarta
TRANSFER AUTOMATIC ENERGY
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mengikuti UAS/UAN


Disusun Oleh:
NAMA
NIS
PROG. KEAHLIAN
: SUHENDAR ARYADI
: 080910286
: ELEKTRONIKA INDUSTRI

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BANDUNG
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 KATAPANG
Jln. Ceuri Terusan Kopo KM. 13,5 Telp. (022) 589-3737 Katapang
Kab. Bandung  40971
2010
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbilalamin, segala puji dan syukur kepada sumber suara-suara  hati yang mulia, sumber ilmu pengetahuan, sang maha cahaya, sumber segala kebenaran, sumber penabur cahaya, pilar nalar kebenaran, sang maha kholik Allah subhanahu wa taala. Yang mana atas izin dan kehendak-Nya saya selaku penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan apa yang saya harapkan, nikmat sehat jasmani dan rohani sebagai syariat pada pembuatan laporan ini saya haturkan zazakollahu khoiron khasiron.
Sholawat dan salam marilah kita panjatkan kepada pesuruh Alloh, Nabi akhir jaman baginda alam Nabi Muhammad SAW. Yang telah menunutun dan mengajarkan kita pada jalan kebenaran melaui Al-Quran dan al-Hadits yang telah terbukti kebenarannya sampai akhir jaman.
Sebuah kewajiban kita untuk menuntut ilmu dimanapun kita berada. Dalam jangka waktu tiga bulan saya di hadapkan pada sebuah realita yang harus dihadapi untuk keperluan masa depan. Banyak sekali ilmu yang saya dapatkan, tidak hanya ilmu eksakta saja, tetapi sebuah ilmu tata cara bersosial, membangun mental, menghadapi persaingan, serta sebuah spiritual di balik pekerjaan. Yang masih ada orang melupakannya hanya untuk menggapai pekerjaan itu. Dengan melihat hal tersebut saya menjadi yakin bahwa pekerjaaan akan terasa berarti jika spiritualnya baik.
Dengan diarahkan oleh para pembimbing, baik dari sekolah maupun perusahaan, saya melaksanakan prakerin di PT INDOSAT  Indosat Training And Converency Center (ITCC), dapat melaksanakan tugas-tugas yang diberikan dengan hasil yang diharapkan. Praktek kerja di ITCC saya rasa sangat nyata, karena bukan hanya teori yang di berikan tetapi prakteknya pun langsung di terapkan di lapangan.
Di ITCC saya di tempatkan pada bagian Mekanikal Elektrikal (ME). Yaitu sebuah unit bagian tugas untuk melakukan perawatan dan perbaikan gedung dalam masalah catu daya untuk seluruh gedung, instalasi listrik, perbaikan motor pompa, system grounding gedung (penangkal petir), dan system keamanan kebakaran gedung. Yang didalamnya terdapat beberapa komponen-komponen sebagai berikut, yaitu  Engine Generator Set (Genset), UPS (Un-interuptibel Power Supply), panel panel ( PSGP, PUP, OUT GOING, Capasitor Bang, Panel TM), System Grounding pada bangunan, Perawatan Instalasi Listrik, pompa air, dan instalasi motor-motor listrik.
Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak. Rasa hormat dan terima kasih tersebut saya sampaikan terutama kepada yang terhormat:
a.                   Bapak Asep Rusmana, S.Pd.M.M.Pd selakau kepala sekolah SMKN 1 Katapang Kab. Bandung.
b.                  Bapak AR Sumirat, S.Pd. selaku Waka Hubin SMKN 1 Katapang Kab. Bandung. 
c.                   Bapak J.S. Budi Haryono, S.Pd, S.ST, selaku kepala instalasi jurusan Elektronika Industri sekaligus selaku guru pembimbing yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan laporan prakerin.
d.                  Ibu Enden nuraeni S.Pd, S.ST, selaku wali kelas 2E1 yang telah memberikan pengarahan agar penulis dapat menjadi lebih baik lagi.
e.                   Kepada seluruh pembimbing dan staf pengajar SMKN 1 Katapang Kab. Bandung.
f.                   Kedua orang tua penulis yang dicintai dan di hormati, karena beliau selalu memberikan dukungan kepada penulis baik dukungan berupa do’a maupun materi, supaya penulis dapat menjadi orang yang berhasil di masa depan.
g.                   Teman- teman kelas 2 E1/ 2 E2, khususnya kapada teman-teman terdekat penulis yang telah memberi semangat dan ikut berpartisipasi dalam mengerjakan laporan.

Serta tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak industri, diantaranya
a.                   Bapak Lalu Irawan selaku Manger Training & Facility Management PT  Indosat  Training And Converency Center.
b.                  Bapak H. Nana Rukmana selaku kordinator dan pembimbing di unit bagian catu daya Indosat Training And Converency Center.
c.                   Bapak Suganda selaku kordinator penyelanggara pelatihan Indosat Training And Converency Center.
d.                  Bapak Eman Sulaeman yang menjadi pembimbing penulis dalam prakerin.
e.                   Kepada seluruh stap catu daya dan karyawan ITCC Jatiluhur.



Terimakasih atas perhatiannya, semoga laporan ini dapat menjadi bahan pemikiran dan ilmu baru bagi penulis juga para pembaca untuk lebih mengembangkan cita-cita kita semua. Kritik dan saran pembaca selalu saya tunggu dan di harapkan, supaya saling berbaginya ilmu dan menjadikan kesempurnaan dalam laporan ini.

                                                                                         
Katapang, 24 Mei 2010


Penulis



BAB I
PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang Pelaksanaan Praktek Sistem Ganda
Dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia menghadapi Asian Free Trade Area (AFTA) dan Asian Free Labor Area (AFLA), departemen pendidikan nasional melalui direktorat pendidikan menengah kejuruan telah memberikan arahan yang jelas bagi pembangunan sumber daya manusia Indonesia menghadapi perkembangan masa datang sesuai dengan ketentuan GBHN 1993 yang menitik beratkan pada pembangunan ekonomi dan pembangunan sumber daya manusia melalui pendidikan dan undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Pendidikan merupakan pilar dan alat utama (mean) pembangunan sumber daya manusia secara jelas berperan membentuk peserta didik menjadi asset bangsa yang diharapkan menjadi manusia produktif untuk menghasilkan dan menciptakan produk unggulan Industri Indonesia dalam menghadapi pasar global.
Sumber manusian yang terdidik dan terlatih adalah andalan utama untuk menentukan keunggulan. Keahlian propesional tenaga kerja yang terlibat dalam proses produksi akan menetukan mutu, biaya produksi dan penampilan kualitas akhir produksi industri sekaligus menjadi factor penentu daya saing produk industri tersebut. Keahlian profesi pada dasarnya mengandung unsur ilmu pengetahuan teknik dan keahlian (skill) dan kiat (arts).
1.2              Landasan Hukum Praktek Kerja Industri
            Praktek kerja industri merupakan bagian dari Praktek Sistem Ganda yang menjadi salah satu bentuk penyelengaraan pendidikan Menengah Kejuruan sesuai dengan ketentuan pada pendidikan Nasional PP No. 39 Tahun 1990 tentang peranan Masyarakat/ Dunia Industri dalam pendidikan Nasional. Kepmendikbud No. 080/u/1993 tentang kurikulum SMK dan keputusan bersama Direktorat Jendral Presiden Menengah Kejuruan RI dan Kamar Dagang dan Industri (Indonesia Chamber of commerce and Industries) No. 0267 a/u/1994 dan No.84/Ru/X/1994 tanggal 17 Oktober 1994 sebagai berikut:
1.                  “Penyelengaraan pendidikan dilaksanakan melalui 2 jalur yaitu, jalur pendidikan sekolah dan jalur pendidikan luar sekolah”.
UUSPN Bab XI Pasal 20 Ayat (1)
2.                  “Penyelengaraan Sekolah Menengah Kejuruan dapat bekerjasama dengan masyarakat terutama Dunia Usaha dan para dermawan untuk memperoleh sumber daya dalam rangka menunjang penyelengaraan dan pengembangan pendidikan”.
PP.29 Bab XI Pasal 20 Ayat (1)
3.                  “Pengadaan dan pendayagunaan sumber daya pendidikan dilakukan oleh pemerintah, masyarakat dan atau keluarga peserta didik”.
UUSPN Bab VIII Pasal 33
4.                  “Masyarakat sebagai mitra pemerintah berkesempatan yang seluas-luasnya untuk berperan serta dalam menyelengarakan Pendidikan Nasional.
UUSPN Bab XIII Pasal 47 Ayat (1)
5.                  “Peran serta masyarakat dapat berbentuk pemberian kesempatan untuk magang atau pelatihan kerja”.
PP.39, Bab III Pasal 4 Butir (8)
6.                  “Pemerintah dan masyarakat menciptakan peluang yang lebih besar untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam system Pendidikan Nasional”.
PP.39, Bab IV Pasal 28 Ayat (2)
7.                  “Pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dapat dilakukan uji coba gagasan baru yang diperlukan dalam rangka pengembangan pendidikan menengah”.
Pasal 29 Bab XIII, Pasal 32 Ayat (2)
8.                  “Sekolah Menengah Kejuruan dapat memilih pola penyelengaraan pengajaran sebagai berikut:
a.                   Sebagai wahana pelatihan kejuruan.
b.                  Melaksanakan sebagai kelompok mata pelajaran keahlian kejuruan disekolah dan sebagian lainnya di dunia usaha atau industri.
c.                   Melaksanakan kelompok mata pelajaran keahlian kejuruan sepenuhnya di masyarakat, dunia usaha dan industri.

Kep. Mendikbud No.l 086/u/1993 Bab IV Butir C1
(Kurikulum 1994,SMK )
9.                  “Dengan dibentuknya Majelis Pendidikan Kejuruan Nasional (MPKN) untuk tingkat pusat, Majelis Pendidikan Kejuruan Propinsi (MPKP)untuk tingkat propinsi, Majelis Pendidikan Kejuruan Kodya/kabupaten (MPKK) untuk tingkat kodya/kabupaten dan Majelis Sekolah (MS) Majelis tersebut bertugas untuk membantu koordinasi dan lancarnya Pendidikan Sistem Ganda siswa SMK dengan DU/DI sehingga ada link and match dan memiliki dasar umum dan aturan yang jelas, guna menciptakan sense of belonging DU/DI terhadap pendidikan menegah kejuruan.
Kep.bersama Dirjen Pendidikan Menengah Kejuruan dan Kadin
No.0267a/u//1994 dan No.84/RU/XI 1994 Tgl 17 Oktober 1994
10.              Undang- undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
11.              Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
12.              Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.7 tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional tahun 2005-2009  

1.3              Pengertian Praktek Kerja Industri (PRAKERIN)
“Praktek Kerja Industri” adalah bagian dari pendidikan sistem ganda (PSG) dimana sebagian proses pembelajaran produktif dilaksanakan di Dunia Usaha dan industri yang relevan dengan program keahlian masing- masing, selain itu tuntunan kurikulum SMK sangat menitik beratkan kepada praktik langsung di industri terkait.
Program yang dilaksanakan di industri atau perusahhan meliputi:
a.                   Praktik dasar kejuruan, dapat dilaksanakan sebagian di sekolah, dan sebagian lainnya di industrri sesuai dengan jumlah jam yang ditentukan oleh kurikulum, praktik dasar kejuruan dapat dilaksanakan di industri, apabila industri pasangan memiliki fasilitas pelatihan di industrinya. Apabila industri tidak memiliki fasilitas pelatihan, maka kegiatan praktik dasar kejuruan sepenuhnya dilaksanakan di sekolah.
b.                  Praktik keahlian produktif, dilaksanakan di industri dalam bentuk magang/“ on the job training”, berbentuk kegiatan mengerjakan pekerjaan produksi atau jasa (pekerjaan yang sesungguhnya ) di industri/ perusahaan.
c.                   Pengaturan program a, b harus disepakati pada awal program oleh ke dua pihak.

Sedangkan Praktik Sistem Ganda adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian professional yang memadukan secara sistematik dan sinkron program pendidikan disekolah dan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan bekerja langsung di dunia kerja (dunia usaha/industri), secara terarah untuk mencapai suatu tingkat keahlian professional tertentu sehingga tercapai link and match antara dunia pendidikan dan dunia industri.
Pada dasarnya unsur ilmu pengetahuan, tekhnik dan skill dapat dipelajari sebaliknya kiat sesuatu yang tidak dianjurkan tetapi hanya dapat dikuasai melalui praktik lini produksi langsung pada bidang profesi itu sendiri, oleh karena itu keahlian profesi ditentukan dan di ukur oleh jumlah pengalaman kerja dan jam terbangnya bukan oleh fasilitas yang serba lengkap dan modern, secanggih apapun alat yang dimiliki sekolah untuk praktik siswa hanya mampu menjanjikan proses simulasi dan imitasi atau tiruan dan tidak akan memberikan kemampuan professional tanpa peran serta dunia usaha dan industri, serta masyarakat pada umumnya.
Atas dasar tersebut dunia usaha dan industri serta masyarakat Indonesia sudah waktunya berperan aktif membantu siswa sekolah kejuruan melaksanakan praktik kerja industri di industri yang bertaraf nasional dan internasional seperti di Negara- Negara OECD. Karena praktik kerja industri salah satu model pendidikan yang paling efektif dan efesien mendekati dunia pendidikan yang sebenarnya yaitu, link and match antara dunia pendidikan dan dunia kerja seperti yang diterapkan di Jerman, Prancis, Jepang, Korea Selatan, Amerika dan Negara maju lainnya.

1.3  Tujuan Pendidikan Sistem Ganda
Adapun tujuan dari pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda adalah sebagai berikut:
a.                   Meningkatkan, memperluas dan memantapkan keteramapilan yang berbentuk kemampuan siswa sebagai bekal untuk bekerja.
b.                  Menumbuhkan dan memantapkan sikaf profesionalisme yang diperlukan dalam lapangan pekerjaan.
c.                   Meningkatkan pengenalan siswa pada aspek-aspek usaha potensial dalam lapangan kerja antra lain: struktur organisasi usaha, asosiasi usaha, jenjang karir dan management usaha.

2.2.1        Tujuan Pembuatan Laporan Pendidikan Sistem Ganda
Penulisan laporan ini adalah sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan program pendidikan sistem ganda. Adapun tujuan dari pembuatan laporan ini adalah:
1.                  Untuk mengembangkan daya pikir dalam menghadapi permasalahan yang berhubungan dengan situasi di era globalisasi yang ada.
2.                  Melatih siswa agar kreatif, aktif, dan kritis dalam mengembangkan pekerjaan atau analisa dalam bentuk karya tulis.
3.                  Agar siswa dapat membuat kesimpulan dan analisa dari laporan yang di buat.
4.                  Melatih siswa untuk mengeluarkan pendapat sekaligus mempertanggung jawabkan laporan yang di buat.
1.5  Pembatasan Masalah
Penulis melakukan prakerin di PT. INDOSAT (Indosat Training And Comverency Center). Dalam laporan prakerin ini, penulis membatasi masalah pembahasan hanya pada proses perpindahan sumber catuan utama (PLN) ke sumber catuan cadangan (genset).












BAB II
PENGENALAN PERUSAHAAN SECARA UMUM

2.1  Latar Belakang PT. INDOSAT
PT. INDOSAT adalah suatu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang   bergerak dibidang penyelenggaraan telekomunikasi Internasional dan Nasional. Penyelenggaraan telekomunikasi Internasional dan nasional tersebut menggunakan fasilitas sistem komunikasi satelit, sistem komunikasi kabel laut (SKKL) serta sistem transmisi radio atau gelombang mikro.
Dengan munculnya sistem Komunikasi Satelit (SISKOMSAT), telah membawa perubahan yang cukup besar, dalam dunia telekomunikasi, sehingga dibentuk suatu organisasi yang bernama International Telecomunication Satellite (INTELSAT) yang beranggotakan:Amerika Serikat, Australia, Jepang, Kanada, dan tujuh negara Eropa lainnya dengan kesepakatan bersama yaitu untuk mempergunakan satelit sebagai sarana komunikasi.
Satelit pertama bernama “Early Bird” atau INTELSAT 1, diluncurkan pada tanggal 6 April 1965 dan berada diatas lautan Atlantik. Satelit tersebut ternyata membawa pengaruh yang cukup besar dalam dunia telekomunikasi di Indonesia, sehingga pada awal tahun 1967 timbul gagasan Pemerintah RI untuk ikut memanfaatkan fasilitas INTELSAT. Penyelenggaraan jasa di Indonesia dimulai dengan didirikannya Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi yang berkedudukan di jalan Cisanggurang 9 Bandung, Jawa Barat. Perkembangan selanjutnya terjadi setelah Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi dipisah menjadi dua, yaitu: Perusahaan Negara Pos dan Giro, dan Perusahaan Negara Telekomunikasi yang kemudian berkembang menjadi PT. Telekomunikasi Indonesia (PT.TELKOM).
Pelayanan jasa telekomunikasi hubungan domestik, seluruhnya dilaksanakan oleh PT. TELKOM, sedangkan untuk hubungan dengan luar negeri dilakukan dengan kerja sama dengan pihak swasta asing, yaitu Cable danWireless (C dan W). Setelah kerja sama tersebut berakhir, pemerintah RI yang diwakili oleh PT. Indonesian Satellite Coorporation melakukan kerja sama dengan perusahaan swasta dari Amerika Serikat, yaitu International Telephone and Telegraph Corporation (ITT) pada tanggal 20 November 1967, dengan status Penanaman Modal Asing (PMA). Sebagai wujud nyatanya, maka diadakan perjanjian Joint Venture antara RI dengan ITT dengan perjanjian kepemilikan RI, sedangkan ITT sebagai mitranya dan menyewa selama 20 tahun kedepan.
Pada akhirnya, setelah penandatanganan naskah kerjasama antara RI dengan ITT berdasarkan akte Notaris Moh. Said Tadjoedin yang telah disahkan oleh Surat Keputusan Menteri Kehakiman No. J.A.5/88/24 pada tanggal 29 November 1967, maka berdirilah perusahaan dibidang pelayanan jasa telekomunikasi Internasional umum di Indonesia yang bernama “PT. INDOSAT”.
2.2  Sejarah dan Perkembangan PT. INDOSAT
Sejarah berdirinya PT. INDOSAT dapat dikelompokan dalam dua tahapan penting yaitu :
a.       Sebelum menjadi BUMN
b.      Sesudah menjadi BUMN

2.2.1        Sebelum menjadi BUMN
Pelayanan telekomunikasi umum Internasional pada mulanya dikelola oleh PT.TELKOM. Pada saat itu telekomunikasi yang digunakan adalah sistem komunikasi radio High Frequence (HF) dan Very High Frequence(VHF).
Dengan adanya sistem komunikasi satelit, dunia telekomunikasi mengalami perubahan yang sangat significan. Kemudian dibentuk organisasi International Telecomunication Satelite (Intelsat) yang beranggotakan negara-negara Internasional antara lain Amerika Serikat, Australia, Jepang, Kanada dan 7 negara Eropa Barat lainnya, mereka menggunakan satelit sebagai sarana komunikasi. Satelit pertama yang diberi nama Early Bird atau Intelsat 1 diluncurkan tanggal 6 April 1965 dan berada diatas lautan Atlantik. Satelit tersebut memiliki 2 transponder denganbandwidth 25 Mhz dan kapasitasnya 240 kanal.
Perkembangan sistem komunikasi satelit membawa pengaruh bagi Indonesia, sehingga pada awal tahun 1967 timbul gagasan pemerintah Indonesia untuk ikut memanfaatkan satelit Intelsat. Penyelenggaraan jasa telekomunikasi di Indonesia dimulai dengan didirikannya Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi yang berkedudukan di jalan Cisanggarung No. 9 Bandung Jawa Barat pada tahun lima puluhan. Perkembangan selanjutnya terjadi pemisahaan menjadi dua perusahaan negara yaitu Perusahaan Pos dan Giro dan Perusahaan Negara Telekomuniksi yang kemudian menjadi PT. Telekomunikasi Indonesia (PT. TELKOM).
Pelayanan jasa telekomunikasi hubungan domestik sepenuhnya oleh PT. TELKOM, sedangkan untuk hubungan Internasional dilakukan oleh kerja sama pihak swasta asing yaitu Cable dan  Wireless (C dan W). Setelah kerja sama selesai, pemerintah Indonesia yang diwakili oleh PT. Indonesian Satellite Cooperation yang saat itu berkedudukan di Jalan Gondangdia Lama 26 Jakarta, melakukan kerja sama untuk menyelenggarakan pelayanan telekomunikasi Internasional dengan perusahaan swasta Amerika yaitu International Telephone Telegraph (ITT) Cooperation pada tanggal 20 Nopember 1967 dengan status Penanaman Modal Asing (PMA). Sebagai Wujud nyata diadakan perjanjian joint venture intenasional pemerintah Indonesia dengan ITT, dan dengan perjanjian kepemilikan oleh pemerintah Indonesia, sedangkan ITT sebagai mitranya adalah penyewa selama 20 tahun.
Berdasarkan perjanjian kerja sama Internasional pemerintah Indonesia dengan ITT, maka akte notaris Mohamad Said Tajoedin yang telah disahkan oleh Surat Keputusan Menteri Kehakiman No. J. A5/ 88/ 24 tanggal 20 Nopember 1967, maka berdirilah perusahaan yang bergerak di bidang jasa telekomunikasi Internasional umum di Indonesia yang bernama PT. INDOSAT.
Secara operasional PT. INDOSAT dikenal dengan selesai dibangunnya Stasiun Bumi INTELSAT di Jatiluhur Purwakarta Jawa Barat, yang diresmikan pemakaiannya oleh Presiden Soeharto tanggal 28 September 1969. Untuk pertama kali antena standar adalah antena standar A berdiameter 27,4 meter yang mengarah ke Samudra Pasifik bernama Pacific Ocean Region (POR). Meningkatnya arus telekomunikasi Internasional dari dan keluar negeri mendorong dibangunnya antena kedua yang juga merupakan antena standar A berdiameter 32 meter yang mengarah ke Samudra Hindia bernama Indian Ocean Region (IOR), dan letaknya berdekatan dengan antena pertama. Penggunaannya diresmikan oleh Menteri Perhubungan Rusmin Nurjadin tanggal 10 Nopember 1979. Selanjutnya dibangun Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) ASEAN Indonesia Singapura (I-S) tanggal 1 April 1980.
Kemudian berdasarkan keputusan Presiden No.50/1980 diturunkan suatu tim Keppres untuk meninjau kembali status perjanjian Internasional antara pemerintah dalam hal ini adalah PT. INDOSAT dengan ITT Corp. Hasil peninjauan tim tersebut memutuskan pembelian seluruh saham oleh Pemerintah Indonesia. Penandatanganan naskah perjanjian pembelian saham tersebut dilakukan oleh American Cable dan Radio sebagai wakil dari ITT Corp dan Mentri Keuangan sebagai wakil pemerintah Indonesia tanggal 30 Desember 1980.

2.2.2              Setelah Menjadi BUMN
PT. INDOSAT resmi menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berbentuk Persero di lingkungan Departemen Pariwisata Pos dan Telekomunikasi tanggal 31 Desember 1980. Agar lebih meningkatkan mutu pelayanan telekomunikasi umum maka melalui PP No. 52, 53 dan 54 tahun 1980, pengelolaan jasa telekomunikasi dipisah menjadi dua yaitu:
a.             Telekomunikasi untuk umum nasional diselenggarakan oleh PT.   TELKOM.
b.            Telekomunikasi untuk umum Internasional diselenggarakan oleh PT. INDOSAT.
PT. INDOSAT menjadi badan usaha yang memberikan kontribusi terhadap penerimaan Negara yang mampu merintis usaha baru, mendorong kegiatan swasta serta berperan sebagai sumber talenta manajemen bagi pembangunan bangsa dan Negara. PT. INDOSAT mulai menjalankan jasa telekomunikasi Internasional umum tanggal 1 Januari 1982 bedasarkan Surat Keputusan Menteri Perhubungan No. 235/PL/101/PHB-81 tanggal 20 Oktober 1981, Keputusan Direktur Jendral Pos dan Telekominikasi No. 143/Dirjen/1981 serta perjanjian kerja sama Internasional PT. INDOSAT dan PT. TELKOM tanggal 31 Desember 1981. Tahun 1982 mulailah dibangun Sentral Gerbang Internasional 2 (SGI-2B) yang berlokasi di Medan. Sedang untuk menambah fasilitas Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL), pada tanggal 2 Maret 1985 diresmikan pula SKKL Medan Penang. Kemudian pada tanggal 8 September 1988, PT.INDOSAT turut serta dalam pembangunan SKKL Asia Tenggara-Timur Tengah - Eropa Barat (SEA-ME-WE).

2.3  Kedudukan, Tujuan, Tugas, Dan Fungsi PT. INDOSAT
2.3.1        Kedudukan PT. INDOSAT
PT. INDOSAT merupakan BUMN berbentuk Persero di bawah naungan Direktorat Jendral Pos dan Telekomunikasi, Departemen Perhubungan dan Telekomunikasi. PT. INDOSAT setingkat BUMN lain yang sama-sama berada dalam lingkungan Departemen Perhubungan dan Telekomunikasi.

Organization Chart

Gambar 2.1 Kedudukan PT. INDOSAT
2.3.2        Tujuan PT. INDOSAT
Berdasarkan Anggaran Dasar maka tujuan utama PT. INDOSAT adalah sebagai berikut :
a.             Membangun dan mengembangkan telekomunikasi Internasional untuk meningkatkan hubungan kerjasama Internasional dalam menunjang pembangunan nasional.
b.            Memberikan sumbangan bagi perekomonian negara pada umumnya dan peningkatan pendapatan negara pada khususnya serta berpartisipasi aktif dalam menunjang dan melaksanakan kebijakan dan program pemerintah di bidang pembangunan nasional.

2.3.3        Tugas PT. INDOSAT
Berdasarkan TAP MPR No. II/MPR/1983 tentang GBHN, maka tugas pokok PT. Indosat diantaranya :
a.             Menunjang pembangunan nasional.
b.            Memperlancar peredaran uang dan barang.
c.             Meningkatkan jenis dan jangkauan jasa.
d.            Memperluas jenis dan jangkauan jasa.




2.3.4        Fungsi PT. INDOSAT

Fungsi PT. Indosat adalah :
a.             Turut serta dalam melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan program pemerintah dalam bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya dan membangun, mengembangkan dan mengusahakan telekomunikasi untuk umum dalam rangka meningkatkan hubungan Internasional dari dan ke Indonesia khususnya.
b.            Untuk mencapai tujuan tersebut diatas, maka perusahaan menyelenggarakan telekomunikasi Internasional untuk umum yang meliputi :
1.            Penyelenggaraan layanan telekomunikasi Internasional untuk umum dengan sarana seperti telegram, telepon, telex, birofax dan sarana lainnya.
2.            Penyediaan saluran komunikasi Internasional untuk umum dan disewakan.
3.            Perencanaan pembangunan, pengembangan serta perluasan sarana-sarana telekomunikasi Internasional.
Fungsi PT. Indosat tersebut tercantum pada Anggaran Dasar Perusahaan dan telah disempurnakan dalam keputusan rapat umum pemegang saham luar biasa tanggal 17 Nopember 1987.


2.4              Logo, Visi, Misi, Motto, Nilai-nilai Insan Gemilang, Lokasi dan Kebijakan Mutu PT. INDOSAT
Tepat pada bulan Februari 2005, PT. INDOSAT merubah identitas perusahaan dengan mengganti Logo serta Visi dan Misinya. Perubahan ini merupakan refleksi visi PT.INDOSAT menjadi perusahaan telekomunikasi terkemuka di Indonesia yang menyediakan layanan telekomunikasi terintegrasi bagi pelanggan ritel dan korporat.
Harapan pergantian identitas ini agar lebih mensosialisasikan pelayanan jasa yang terdapat di PT.INDOSAT ke seluruh lapisan masyarakat Indonesia dan tentunya dapat membawa bangsa Indonesia menuju babak baru dalam dunia telekomunikasi yang jauh lebih baik.

2.4.1        Logo PT. INDOSAT
Logo baru PT. INDOSAT mempunyai arti yang sangat luas dan mendalam dibaliknya. Dibawah ini merupakan gambar logo baru PT. INDOSAT beserta arti dari logo tersebut.


Gambar 2.2 Logo PT. INDOSAT


Teks “indosat:
Teks indosat menggunakan huruf kecil yang melambangkan sikap Indosat yang bersahabat dan low profile tetapi mudah bekerjasama dalam segala hal. Teks Indosat yang berwarna biru tua melambangkan kekuatan korporasi Indosat yang kokoh dan solid, kemampuan dan rasa percaya diri dalam bidang teknologi yang tinggi serta kestabilan perusahaan.

Tiga Elips:
Tiga elips pembentuk “Techno Flower” merupakan elemen yang mempunyai arti dan fungsi agar dapat saling membangun dan mengisi satu sama lainnya, yaitu:
a.Elips warna merah, melambangkan masyarakat Indonesia.
b.Elips warna biru, melambangkan Teknologi.
c. Elips warna kuning, melambangkan Komunikasi.

Simbol “Techno Flower”:
Simbol  “Techno Flower” tercipta dari gabungan tiga elips yang mencerminkan usaha dan fokus bisnis Indosat saat ini, yaitu di Indonesia, dalam bidang teknologi dan pelayanan bagi masyarakat, serta pentingnya kerjasama yang kokoh diantara ketiga elemen tersebut.

“Bintang Pemata”:
Bintang Permata terdapat ditengah-tengah yang terbentuk dari rangkaian ketiga elips, mencerminkan layanan terbaik dan berkualitas yang senantiasa diberikan oleh PT. INDOSAT kepada seluruh masyarakat Indonesia.

2.4.2        Visi PT. INDOSAT
Seiring dengan perkembangan teknologi telekomunikasi dan bisnis global, maka PT. INDOSAT memantapkan visinya untuk menyongsong perubahan-perubahan yang semakin cepat. Visi PT. INDOSAT dijabarkan dalam tiga untaian keinginan dari pemikiran strategis, yaitu :
a.       Mempertahankan tingkat pertumbuhan yang berkelanjutan  (Sustainable Growth).
b.      Mengokohkan diri sebagai operator telekomunikasi kelas dunia (World Class Operator).
c.       Menjadi pemain global dalam industri telekomunikasi (Global Player).

2.4.3        Misi PT. INDOSAT
Ada tiga misi atau sasaran pokok perusahaan yang terbagi dalam misi jangka pendek dan misi jangka panjang yang dicanangkan oleh PT. INDOSAT sejak menjadi BUMN, yaitu :

Misi Jangka Pendek :
a.       Memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat.
b.      Memberikan hasil yang terbaik kepada masyarakat.
c.       Memperoleh citra perusahaan terbaik.
Misi Jangka Panjang :
a. Membangun basis pelanggan untuk berkompetisi dengan sehat.
b.      Membangun infrastruktur jaringan telekomunikasi yang terbaik.
c.       Menjadi perusahaan telekomunikasi yang terpercaya dan terbaik di Indonesia khususnya dan dunia umumnya

2.4.4        Motto PT. INDOSAT
Untuk menambah semangat kerja seluruh warga usahanya, Indosat mempunyai motto yang dipegang teguh oleh seluruh warga usahanya. Motto PT. Indosat adalah:
“KRETARTHA KARYA SAMUHA”
(Success Through Team Work)

Yang artinya:
“Keberhasilan dapat dicapai melalui kerjasama antara seluruh pihak yang terkait, yaitu dari tingkat direksi, divisi, bagian serta para pemegang saham.”
Dengan adanya perubahan motto, saat ini PT. Indosat memiliki motto baru yang menggambarkan semangat PT. Indosat untuk membuat masa depan yang lebih baik. Motto PT. Indosat tersebut adalah:

“THE FUTURE IS HERE”
Yang artinya : Masa Depan Ada Disini
Motto ini menggambarkan semangat Indosat untuk membuat masa depan dunia teknologi yang lebih. Dalam kaitan kerjasama diantara pihak-pihak terkait senantiasa ditekankan dalam setiap kegiatan perusahaan. Selain motto, PT. INDOSAT juga mempunyai tekad pelayanan, yaitu :

“ WE CARE MORE “
Yang artinya : Kami lebih peduli
Hal ini merupakan tekad pelayanan PT. INDOSAT dalam upaya menghadapi persaingan yang tajam. Dengan tekad ini, PT. INDOSAT bertekad memenuhi segala kegiatan/kebutuhan pelanggan, senantiasa mengupayakan peningkatan mutu jasa dan pelayanan serta memacu diri menjadi yang terbaik di bidang telekomunikasi.

2.4.5        Nilai-nilai Insan Gemilang
Ada lima nilai-nilai insan gemilang yang diterapkan PT.INDOSAT dalam melakukan pekerjaan, yaitu:
a.       Integritas (Integrity)
b.      Kerjasama (Team Work)
c.       Keunggulan (Excellence)
d.      Kemitraan (Partnership)
e.       Fokus pada Pelanggan (Customer Focused)

Arti dan simbol dari insan gemilang:
1.      Integritas (Integrity)
Simbol : Mercusuar
a.       Teguh pada pendirian
b.      Jujur dan mengutamakan kebenaran
c.       Dedikasi tanpa pamrih
d.      Menjadi panutan dan memberikan bimbingan pada pihak lain
2.   Kerjasama (Team work)
Simbol : Roda gigi
a.       Partisipasi aktif
b.      Berusaha dan bekerja sama
c.       Menjadi tumpuan yang kompeten
d.      Memiliki tujuan yang selaras dengan rekan kerja
3.   Keunggulan
Simbol : Berlian
a.       Kesempurnaan kwalitas yang diperoleh melalui proses yang tidak mudah
b.      Quality mindset
c.       Keindahan berasal dari standard yang tinggi
4.   Kemitraan
Simbol : Biola
a.       Satu kesatuan yang tak terpisahkan
b.      Saling membutuhkan
c.       Saling percaya
d.      Saling memberi manfaat
e.       Saling menguntungkan (Win-win solution)
5.   Fokus pada Pelanggan
Simbol : Tangan dan pelanggan
a.       Kesediaan memberikan bantuan
b.      Mengerti dan memenuhi kebutuhan pihak lain
c.       Mengerti karakter individu
6.   Lokasi Kerja PT. Indosat
Pada tanggal 3 April 1990 Presiden Soeharto meresmikan kantor pusat PT. Indosat Tbk yang berlokasi di jalan Medan Merdeka Barat No.21 Jakarta 101110 yang sekaligus dipakai sebagai SGI-I, suatu sentral yang memungkinkan melakukan komunikasi Internasional diseluruh wilayah Indonesia, kemudian tahun 1992 dibangun SGI-2B yang terletak di Medan.
7.   Kebijakan Mutu
Kebijakan mutu yang diterapkan oleh PT. Indosat antara lain:
a.       Setiap karyawan secara terus-menerus meningkatkan prestasi dan mutu kerja  di setiap bidang yang ditangani.
b.      Setiap karyawan secara terus-menerus meningkatkan pengetahuan dan keterampilan melalui pelatihan yang berkesinambungan.
c.       Untuk menunjang upaya yang dilakukan oleh setiap karyawan maka perusahaan harus mengembangkan lingkungan kerja yang mendukung dan secara terus-menerus meningkatkan dan menyempurnakan sistem kerja yang semakin produktif, efektif dan efisien.

2.5              Sarana Dan Fasilitas PT. Indosat
PT. Indosat memiliki berbagai sarana dan fasilitas untuk telekomunikasi Internasional di berbagai tempat di Indonesia untuk dapat memberikan pelayanan yang terbaik bagi para pemakai jasa. Selain itu juga di Jatiluhur tepatnya dekat dengan stasiun bumi Jatiluhur juga di bangun tempat pelatihan yang di beri nama dengan Indosat Training dan Converency Center (ITCC). Sarana-sarana telekomunikasi Internasional itu adalah sebagai berikut :
2.5.1        Indosat Training Dan Conferency Center (ITCC)
Semakin pesatnya perkembangan teknologi yang begitu cepat menuntut perusahaan untuk lebih aktif dan lebih berperan dalam proses alih teknologi dan berorientasi ke depan, untuk itu diperlukan sumber daya manusia yang professional agar selalu siap dalam mengan tisipasi dan mengikutinya perkembangan teknologi pada persaingan bisnis di masa yang akan datang.
Untuk dapat menghasilkan sumber daya manusia yang professional, PT.Indosat menetapkan kebijakan dalam pembinaan SDM melalui pendidikan dan pelatihanan (Program Diklat) yang dituangkan dalam bentuk pola pendidikan dan latihan PT. Indosat (Nota Dinas DIRUT no:121/DRU/DL.100/91,TANGGAL 30 JULI 1991). Pola pendidikan dan latihan pada PT. Indosat berisikan tentang sistem perencanaan, pelaksanaan pendidikan dan latihan pada PT. Indosat (Dasar,Pembinaan,danPengembangan) yang disusun secara terpadu dan mengacu pada kebijakan menejemen sumber daya manusia (pola Karier,pola Pembinaan, dan pola Rekrutmen) perusahaan secara keseluruhan. Maka dari itu terdapat upaya menejemen untuk selalu dapat meningkatkan efektifitas produktifitas dan mutu hasil dari diklat/pelatihan.
Adanya Globalisasi dan kompetensi dalam dunia usaha kebijakan deregulasi pemerintahan serta potensi yang dimiliki perusahaan membuka peluang bagi PT. Indosat untuk mengembangkan usaha dalam bidang pendidikan dan latihan yang berkaitan dengan tekologi telematika dan manajemen. Sehingga pada tnaggal 9 agustus 1991 dibuatlah usulan pemanfaat Rumah dinas Indosat di Jatiluhur sebagai tempat pusat pendidikan dan Latihan khusus karyawan saat itu.
Seiring dengan perkembangan perusahaan dan mengingat pentingnya pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia sehingga dipandang pelu untuk membuat sarana fasilitas pelatihan yang lengkap serta memadai, maka dari itu di buat Gedung Indosat Training dan Conference Center (ITCC) sebagai pusat pendidikan dan latihan SDM PT. Indosat.
Adapun maksud dan tujuan dari pembangunan gedung diklat Jatiluhur adalah sebagai berikut:
a.       Mendukung dan mempercepat terciptanya PT. Indosat sebagai “Center Of Excellence”
b.      Meningkatkan efektifitas, produktifitas dan mutu hasil diklat yang sesuai dengan tuntutan dinamika organisasi melalui pemusatan penyelenggaraan diklat.
c.       Mendukung optimisme penerapan pola pendidikan dan latihan PT. Indosat secara terpadu, konsisten dan konsekuen.
d.      Memperbesar kesempatan pegawai untuk mengikuti program pembinaan SDM melalui jalur pendidikan dan latihan yang tercipta yang terpola dan terpadu.
e.       Memanfaatkan peluang pengembangan usaha dalam bidang pendidikan dan latihan.
f.       Menjadikan Jatiluhur sebagai pusat pendidikan dan latihan PT. Indosat yang memanfaatkan tidak hanya bagi pegawai PT. Indosat namun juga untuk kegiatan-kegiatan seminar-seminar/lokalnya yang bersifat nasional maupun internasonal dengan lingkungan dengan ideal dan akomodasi yang mendukung (lokasi turis/ wisata, fasilitas, telekomunikasi, dan transformasi yang baik).
Berdasarkan latar belakang, maksud dan tujuan di atas maka dipandang perlu untuk melengkapi mengembangkan sarana dan prasarana diklat dalam bentuk pembangunan gedung diklat dalam bentuk pembangunan gedung diklat dengan lokasi di Jatiluhur.
Sehubungan dengan hal itu, telah dilakukan survey study kelayakan mengenai:
a.       Diusulkan untuk dibangun dengan spesifikasi lokasi sebagai berikut:
b.      Lokasi Tegak         : Didepan Stasiun Bumi Jatiluhur
c.       Batas Tegak          : Jalan Umum dan Tanah Penduduk
d.      Kondisi topogrfi   : Berkonstur Dengan Kemiringan Rata-Rata 30 Derajat
e.       Luas tanah             : 2,6 Ha. (Kurang lebih)
f.       Status Tanah         : Milik Penduduk/tanah milik adat
g.      Kondisi Existing   : Tanah Kebun/darat.

a.                  Sejarah ITCC Jatiluhur.
ITCC ( Indosat Training dan Conference Center ) adalah pusat pendidikan dan latihan yang dimiliki PT Indosat. ITCC adalah kawah candradimuka bagi talenta-talenta terbaik di negri ini yang sama-sama ingin memajukan Indosat menjadi operator kelas dunia.
ITCC terletak di Jatiluhur ( Purwakarta ) sekitar 2 km dari waduk Jatiluhur dan dapat ditempuh dalam waktu dua jam perjalanan darat dari Jakarta dan 40 menit dari Bandung.
ITCC dibangun pada tahun 1994 dan mulai beroperasi pada tahun 1996 tepatnya tanggal 11 juli 1996 ITCC diresmikan. ITCC sebagai salah satu unit di bawah Divisi Learning and Development (LD), dan saat ini tidak hanya digunakan sebagai tempat training internal Indosat saja, kini sudah bisa digunakan oleh perusahaan atau instansi lain untuk mengadakan training dan conference di ITCC. Dengan sumber daya manusia yang terbaik, pelayanan yang prima dan fasilitas yang terdepan, ITCC percaya dapat menjadi pilihan nomor satu bagi para customer.

b.                  VISI dan MISI ITCC Jatiluhur.
Adapun yang menjadi Visi dari ITCC jatiluhur yaitu Membangun profesionalisme yang berkesinambungan, terpadu, dan konsisten, serta menjadi pusat keunggulan pengembangan SDM untuk menjadi World Class Corporate Leader (Global Manager), sedangkan yang menjadi Misinya sendiri adalah Mendukung strategi perusahaan dalam membentuk SDM yang produktif, inovatif, kreatif, dan adaptif sehingga mampu bekerja secara profesional dan tampil lebih kompetitif dalam menghadapi perubahan-perubahan yang berkembang dengan sangat cepat.

c.                   Fasilitas Pelatihan dan Peralatan Yang Modern
Untuk menunjang kelancaran setiap aktivitas kelas yang anda selenggarakan, setiap ruangan kelas dilengkapi dengan peralatan sound system, projector, wireless control, flipchart, layar dan perangkat audio video lainnya.
Selain itu, anda juga dapat memanfaatkan berbagai fasilitas pelatihan berstandar internasional dengan teknologi mutakhir, seperti laboraturium komputer, perpustakaan dan business center.

d.                  Sarana Olahraga dan Hiburan
Untuk mengisi waktu dan melakukan penyegaran setelah beraktifitas seharian, anda dapat menikmati sarana olahraga dan hiburan yang telah dipersiapkan, mulai dari fitness center, bulu tangkis, tenis lapangan, tenis meja, kolam renang. Jogging track, sepeda gunung, bilyard dan lainnya. Bagi anda yang memilih kegiatan yang lebih santai, anda dapat mengagumi taman-taman asri dan menyejukkan yang ditata untuk menyejukkan jiwa dan pikiran anda.

2.5.2        Stasiun Bumi Jatiluhur :
a.       Stasiun Bumi Intelsat JAH-1A mengarah ke Pacific Ocean Region (POR),    mulai beroperasi tahun 1969.
Gambar 2.3 Antene JAH-1A

b.      Stasiun Bumi Intelsat JAH-2A mengarah ke Indonesian Ocean Region (IOR),  mulai beroperasi tahu 1978.
Gambar 2.4 Antene JAH-2A

c.       Stasiun Bumi Intelsat JAH-3A mengarah ke Pacific Ocean Region (POR), mulai beroperasi tahun 1987.
Gambar 2.5 Antene JAH-3A

d.      Stasiun Bumi Intelsat JAH-4A mengarah ke Indonesian Ocean Region (IOR), mulai beroperasi tahun 1985.
Gambar 2.5 Antene JAH-4A
e.       Stasiun Bumi Intelsat JAH-5A mengarah ke Indonesian Ocean Region (IOR),  mulai beroperasi tahun 1994.
Gambar 2.6 Antene JAH-5A
f.   Stasiun Bumi Intelsat JAH-6A mengarah ke Inmarsat (International Maritim Region).
2.5.3        Ancol :
a.   SKKL ASEAN -1-S, mulai beroperasi tahun 1980.
b.   SKKL A-I-S (Australia – Indonesia – Singapura), mulai beroperasi tahun 1986 dan memiliki 2 segment,yaitu :
1)   A – I – S segment A ( Indonesia – Australia ).
2)   A – I – S segment A (Indonesia – Singapura).
c.   SKKL SEA – ME – WE (South East Asia – Middle East – West Europe)  beroperasi mulai tahun 1992, memiliki 2 segment, yaitu :
1)   Segment 1 (Jakarta – Singapura).
2)   Segment 2 (Jakarta – Colombo – Jibouti).
d.   JASUARUS (Jakarta – Surabaya – Australia ).
e.   J – S (Jakarta – Surabaya )
f.    APCN ( ASIA Pacific Cable Network ).
g.   Sentral Telepon 5ESS ATdanT (SGI-1B).
2.5.4        Kantor Pusat PT. Indosat
a.   Sentral Telepon EWSD (I-Phone).
b.   Sentral Telex Digital Hasler.
c.   Sentral Telepon ZTE (Star One).
d.   Perangkat untuk Video Conference.
e.   Perangkat untuk IBS.
f.   Base Station Microwave.
g.   Server Internet
2.5.5        Medan:
a.   Stasiun Bumi Intelsat MES-1A, mulai beroperasi tahun 1994.
b.   SKKL SEA-ME-WE 1 (Mecol dan Mesing), mulai beroperasi tahun 1984.
c.   SKKL Medan – Penang, mulai beroperasi tahun 1993.
d.   SGI-2B Medan.
e.   I-Phone (Sentral Telepon EWSD).
2.5.6        Batam:
a.    Batam – Singapore Microwave Link, mulai beroperasi tahun 1992.
b.    Stasiun Bumi Intelsat BTM-1B, mulai beroperasi tahun 1994.
c.    SGI-3 Batam
c.  Hardpath melalui Jakarta dengan penghubung Singapore dan Johor, USA, Taiwan, Jepang, dan Australia.
2.5.7        Surabaya:
a.    Stasiun Bumi Intelsat SBY-01A (Satelit POR 176) 1994-2009.
b.    SGI-4 Surabaya
c.    Kabel Laut JS dan S-M-W2 ( Perancis, Jerman, Taiwan ) 1997-2022.
d.    Kabel Laut JS dan S-M-W3 (Malaysia, Jepang, Italy) 1999-2024.
e.    JASUARUS (Jakarta – Surabaya – Australia)
f.    Kabel Laut APCN dan JS ( Australia, Hongkong, Jepang, Malaysia,  
       Philipina,  Taiwan, Singapore, Korsel, USA ).


Gamabar 2.7 Cakupan Satelit Intelsat


2.6              Struktur Organisasi PT. Indosat
Untuk meningkatkan mutu hasil kerja, maka PT. Indosat senantiasa mengembangkan diri baik dari segi teknis maupun non-teknis. Pengembangan bidang manajemen yang merupakan pengembangan non-teknis ditujukan untuk meningkatkan sistem manajemen yang telah ada yang dirasa perlu adanya penyempurnaan-penyempurnaan. Salah satu bidang manajemen yang terus berkembang adalah struktur organisasi yang terus bertambah dan diperbaharui.
Struktur organisasi PT. Indosat yang baru dibuat berdasarkan TMT 7 Februari 2005. Di dalam struktur organisasi dapat kita lihat bahwa PT. Indosat dipimpin seorang President Director dibantu oleh seorang Deputy President Director dan tujuh orang Director. Masing-masing divisi dipimpin oleh seorang Senior Vice President. Dalam menjalankan tugas, seorang Senior Vice President dibantu oleh beberapa orang Senior Staff. sedangkan seorangSenior Staff dibantu oleh beberapa orang staff. Pada saat melaksanakan Kerja Praktek, penulis ditempatkan pada bagian Div. Marketing and commercial support
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada struktur organisasi dibawah ini.


Gambar 2.7 Organization Structure of PT. Indosat

Gambar diatas menunjukan Struktur Organisasi Division Marketing and Commercial Support PT. Indosat pada tahun 2007.


BAB III
LANDASAN TEORI
3.1              Sistem Catu Daya ITCC (Indosat Training And Converency Center) Jatiluhur
Energi listrik merupakan energi yang dibutuhkan untuk mengoperasikan  ITCC Jatiluhur. Energi yang berupa energi listrik ini, digunakan untuk mengoprasikan baik peralatan komunikasi maupun peralatan penunjang lain.
Penggunaan daya listrik untuk mengoperasikan perangkat komunikasi yang merupakan penujang utama bisnis indosat, menjadikan pengatur daya listrik sangat vital, hal ini dimaksud agar kesinambungan pelayanan komunikasi terjaga dengan baik. Oleh karena itu penyediaan daya, distribusi, pengaturan dan pembagian beban merupakan suatu rangkaian yang tidak dapat dipisah-pisahkan dan harus dilakukan secara terpadu untuk mendapat nilai efisiensi yang tinggi, di samping tingkat kehandalan dan kesinambungan pelayanan yang tinggi pula. Jika hal ini terabaikan, system catu daya listrik akan menjadi suatu kendala yang sangat serius bagi pelayanan pelatihan secara keseluruhan.
Perangkat komunikasi ITCC Jatiluhur diopersikan 24 jam sehari membutuhkan system catu daya yang handal yang diharapkan tidak terputus selama proses pelatihan dilaksanakan. Guna menjamin kesinambungan operasional ITCC, system catu daya di ITCC Jatiluhur dilengkapi dengan berbagai perangkat penunjang untuk mendukung pencapain kesinambungan pelayanan yang diharapkan.
3.2              Dibawah Ini Merupakan Beberapa Komponen Dan Alat Yang Digunakan Dalam Proses Automatic Transfer Energy System Catu Daya ITCC

3.2.1        Panel Tegangan Menengah (Cubicle TM)
Panel tegangan menengah (TM) ini berfungsi untuk mengamankan arus yang masukdari PLN menuju ke trafo yang ada di perusahaan. Di dalam panel ini ada fuse yang berukuran besar agar dapat mengamankan jalannya arus ke beban-beban yang ada di perusahaan yang memiliki beban 20 KV dari PLN dan menuju ke panel TM untuk diamankan. Kemudian menuju trafo untuk diamankan, fungsi dari panel TM ini adalah menghubungkan arus dari PLN menuju ke trafo secara manual.

3.2.2        Transformator 3200KVA
Merupakan Transformator penurun tegangan dari 20 KV system delta. Yaitu 3 phasa tanpa netral ke 380V phasa ke phasa. Dengan menggunakan system bintang yaitu 3 phasa R, S, T dengan sebuah netral.

3.2.3        Panel Capasitor Bank
Panel Capasitor Bank adalah panel yang dirancang untuk menstabilkan cos Ф dari PLN agar pemakaian beban yang ada bisa ditingkatkan dari segi ekonominya. Karena cos Ф standar PLN adalah 0,8, maka dengan Capasitor Bank ini bisa dinaikan sampai dengan 0,98.
Jika perhitungan dengan jumlah yang ada di masyarakat adalah kontrak PLN 450 W dengan arus 2A dan tegangan 220 V. Maka perhitungannya adalah cos Ф yang standar dari PLN adalah 0,8 jadi 0,8x 220= 176 V x 2 A= 352 W.
Maka dari itu jika kita kontrak dengan PLN 450 W, jadi daya yang masuk sesungguhnya adalah 352 W ke rumah kita. Ini sangat merugikan.

3.2.4           Panel Utama PLN (PUP)
Panel utama PLN merupakan panel penerima utama daya yang berasal dari PLN setelah melalui transformator daya 1250 KVA dan berfungsi untuk menghubungkan arus dari trafo ke panel-panel distribusi. Input PUP (Panel Utama PLN) berasal dari sebuah trafo 1250 KVA yang menurunkan tegangan dari tegangan menengah 20 KV ke 400 V, phasa ke phasa atau 220 V ke netral, artinya 4 buah kabel masuk ke PUP dari transformator. Phasa tersebut adalah R, S, dan T. Rangkaian PUP yang lebih lengkap terdapat pada gambar di bawah ini.
Pada PUP ini terdapat dua komponen penting untuk proses pemindahan (transfer) secara otomatis. Komponen tersebut adalah PFR (Phase Failure Relay) dan Relay 1.


3.2.5        Outgoing
Outgoing adalah sebagai penerima dan penyalur daya yang diperoleh dari sumber catuan cadangan Genset.

3.2.6        PUG (Panel Utama Genset)
Panel Utama Genset (Generator Set) merupakan Saklar Pemutus dan Penyalur daya dari Genset. PUG menentukan pula ke Outgoing mana harus mengumpankan daya Genset.

3.2.7        PFR (Phase Failure Relay)
Merupakan suatu rangkaian deteksi dari suatu input PLN. input PFR diambil dari sampel output trafo yang diumpan ke PUP. Fuse dirancang sebagai pembatas arus yang masuk ke PFR, ada baterai yang akan menyuplai arus secara otomatis jika arus dari PLN tidak beroperasi, arus maksimal yang akan melewati fuse ini adalah 6A. PFR bisa disebut sebagai otaknya PUP karena perangkat-perangkat pada PUP bekerja atas kontrol PFR ini.
PFR mendapat sumber catuan dari phasa S dan T yang diparalelkan dengan input catuannya adalah kaki 2 dan 10. selama kaki R, S, T mendapat input sebesar 400 V maka keadaan rangkaiannya.
a.                   PFR mendapat catuan dari S dan T.
b.                  Kontak saklar S1 masuk ke kaki 3 jadi NC maka kaki 3 akan memiliki beda potensial sebsar 220 V Terhadap netral.
c.                   Terminal A dan netral akan disambungkan RI.
d.                  Pada indikator H6, tidak terdapat tegangan, sehingga lampu tidak menyala apabila pada input PLN terjadi:
1.                  Tegangan hilang 1,2 atau semua phasa.
2.                  Nilai tegangan di atas atau di bawah 5% dari tegangan nominal 400V, maka output akan diumpankan ke:
3.                  R1 untuk start engine genset pada panel sinkronisasi.
4.                  R1 untuk command ke PSGP.

3.2.8.      Panel Seleksi Genset PLN (PSGP)
Panel ini merupakan panel yang menentukan pemilihan sumber catuan yang disalurkan ke beban.
Panel ini menerima daya dari dua sumber, yaitu terdiri dari:
1.            sumber daya utama (normal), berasal dari main CB atau bussbar PLN.
2.            sumber daya cadangan (emergency), yang berasal dari Outgoing Genset.
Dua buah breaker utama pada panel ini menyalurkan daya dari sumber daya di atas. dua buah breaker ini dikenal dengan nama ATS (Automatic Transfer Switch), kerja ATS ditentukan oleh rangkaian kontrol OUVR (Over Under Voltase Regulator).
OUVR menerima potensial daya dari kedua sumber daya dan memberikan perintah NO dan NC untuk terbuka atau menutup. Mode penempatan Rangkaian OUVR memiliki empat penempatan yaitu OFF, Normal, Auto dan Replacement Standby.
a.      OFF
Sifat dari kedudukan OFF tidak ada pemindahan catuan dan tidak ada pendeteksian dan merupakan bypass rangkaian OUVR.
b.      NORMAL
Sifat dariposisi ini apabila catuan berasal dari PLN maka MCB ke PLN akan menutup, apabila catuan PLN mati maka posisi MCB akan tetap karena tidak adanya tegangan pada input.
c.       AUTO
Posisi auto yang sering digunakan dimana penempatan ini memiliki sifat apabila input dari PLN 380 V (atau kurang lebih 5%) terbuka maka MCB input dari genset akan menutup. Apabila input PLN hilang, maka MCB Genset akan meutup kemudian 3 detik MCB PLN akan menutup.
d.      REFLACEMENT STANDBY
Pada keadaan ini catuan diambil dari MCB Genset akan menutup dan MCB PLN akan terbuka meskipun catuan dari Genset hilang.

3.2.9        Panel Utama Tengangan Rendah (PUTR)
Panel PUTR merupakan panel penerima daya dari outgoing Trafo dan PSGP. Dimana di PSGP tegangan yang 400 sudah distabilkan atau diseimbangkan dengan kebutuhan yang ada di PUTR, PUTR ini meliputi beban Gedung utama, Dormitory, Ruang Genset, Trafo, Mesjid, Chiller dan Ruang Pompa. Setelah itu didistribusikan ke panel-panel distribusi yang ada di setiap wilayah tersebut. Kemudian menuju panel penerangan, jika untuk penerangan dan menuju ke panel daya terus menuju ke beban, seperti TV, AC komputer dan lain-lain.
PUTR ini akan trif jika ada masalah di panel-panel distribusi yag ada di setiap wilayah, maka dengan secara otomatis arus akan terputus karena CB nya turun tanpa melibatkan CB-CB lainnya.

3.2.10.  UPS (Un-Interruptible Power Supply)
Un-interruptible Power Supply (UPS) adalah suatu perangkat yang dirancang untuk merespon perubahan-perubahan karakter catuan listrik inputnya, dan mempertahankan outputnya berupa tegangan AC yang teregulasi dengan baik, serta kesetabilan frekuensi yang tinggi, tanpa tersela. Dengan rancangan seperti itu output UPS idealnya tidak dipengaruhi perubahan yang terjadi pada sumber catuannya, termasuk jika dalam kurun waktu tertentu (battery terpasang) terjadi kegagalan.
Bagian – Bagian dari UPS
Secara umum system/ perangkat UPS terdiri dari bagian-bagian utama sebagai berikut :
a.                  Rectifire
sebagai pengubah tegangan bolak balik AC (alternating Current) menjadi tegangan searah/ DC (Direct Current), guna mengisi muatan Battrey dan memberi catu daya searah bagi inverter .
b.                  Inverter
 sebagai pengubah tegangan DC menjadi tegangan AC.
c.                   Sistem Static Transfer swicth
merupakan system dimana dari UPS yang berasal dari inverter dialihkan ke input PLN dalam waktu satuan transfer ms dan static switch akan kembali memindahkan output UPS ke inverter, output UPS melalui static swicth juga akan dialihkan ke input dari PLN dengan waktu transfer 2 MS.
d.                  Battery
merupakan catu daya cadangan ke inverter (dengan capasitas tegangan yang sesuai dengan autput rectifier pada UPS ) bila sumber listrik mati atau mendapat gangguan,guna mensuply UPS atau beben rectifier selam waktu dari perpindahan sumber utama (PLN) ke genset.


Gambar 3.1 UPS Dan Bagian-Bagiannya



3.2.11    Disel Enggine Generator Set (Genset)
Generator adalah mesin yang dapat mengubah tenaga mekanis menjadi tenaga listrik melalui proses induksi elektromagnetik. Generator ini memperoleh energi mekanis dari prime mover. Sedangkan genset (generator set) merupakan bagian dari generator. Genset merupakan suatu alat yang dapat mengubah energi mekanik menjadi energi listrik. Generator terpasang satu poros dengan motor diesel, yang biasanya menggunakan generator sinkron (alternator) pada pembangkitan. Generator sinkron terdiri dari dua bagian utama yaitu: sistem medan magnet dan jangkar. Generator ini kapasitasnya besar, medan magnetnya berputar karena terletak pada rotor. Konstruksi generator AC adalah sebagai berikut:
a.                   Rangka stator
b.                  Stator
c.                   Rotor
d.                  Cincin geser
Generator penguat Pada umumnya generator AC ini dibuat sedemikian rupa, sehingga lilitan tempat terjadinya GGL induksi tidak bergerak, sedangkan kutub-kutub akan menimbulkan medan magnet berputar. Generator itu disebut dengan generator berkutub dalam, dapat dilihat pada gambar 3.1.


Gambar 3.2 Kontruksi Generator Berkutub Dalam




Gambar 3.3 kontruksi Genset komatsu


3.2.13.  MCB
Pengertian MCB
MCB sering disebut juga pengaman otomatis. Pengaman otomatis ini memutuskan sirkit secara otomatis apabila arusnya melebihi setting dari MCB tersebut. Pengaman otomatis dapat langsung dioperasikan kembali setelah mengalami pemutusan (trip) akibat adanya gangguan arus hubung singkat dan beban lebih.
Jenis-Jenis MCB
Berdasarkan waktu pemutusannya, pengaman-pengaman otomatis dapat terbagi atas Otomat-L, Otoma-H, dan Otomat-G.
1.      Otomat-L (Untuk Hantaran)
Pada Otomat jenis ini pengaman termisnya disesuaikan dengan meningkatnya suhu hantaran. Apabila terjadi beban lebih dan suhu hantarannya melebihi suatu nilai tertentu, elemen dwi logamnya akan memutuskan arusnya. Kalau terjadi hubung singkat, arusnya diputuskan oleh pengaman elekromagnetiknya. Untuk arus bolak-balik yang sama dengan 4 In-6 In dan arus searah yang sama dengan 8 In pemutusan arusnya berlangsug dalam waktu 0.2 sekon.
2.      Otomat-H (Untuk Instalasi Rumah)
Secara termis jenis ini sama dengan Otomat-L. Tetapi pengaman elektromagnetiknya memutuskan dalam waktu 0,2 sekon, jika arusnya sama dengan 2,5 In–3 In untuk arus bolak-balik atau sama dengan 4 In untuk arus searah. Jenis Otomat ini digunakan untuk instalasi rumah. Pada instalasi rumah, arus gangguan yang rendah pun harus diputuskan dengan cepat. Jadi kalau terjadi gangguan tanah, bagian-bagian yang terbuat dari logam tidak akan lama bertegangan.
3.      Otomat-G
Jenis Otomat ini digunakan untuk mengamankan motor-motor listrik kecil untuk arus bolak-balik atau arus searah, alat-alat listrik dan juga rangkaian akhir besar untuk penerangan, misalnya penerangan pabrik. Pengaman elektromagnetiknya berfungsi pada 8 In-11 In untuk arus bolak-balik atau pada 14 In untuk arus searah. Kontak-kontak sakelarnya dan ruang pemadam busur apinya memiliki konstruksi khusus. Karena itu jenis Otomat ini dapat memutuskan arus hubung singkat yang besar, yaitu hingga 1500 A.
Gambar 3.3 Konstruksi MCB
Gambar 3.4 Bagian-bagian MCB

Keterangan gambar (b) :
  1. Tuas Operasi Strip 5. Bimetal
  2. Aktuator Mekanis 6. Sekrup Kalibrasi
  3. Kontak Bergerak 7. Kumparan magnetis
  4. Terminal Bawah 8. Ruang busur api


3.2.14.        MCCB
MCCB atau Moulded Case Circuit Breaker adalah alat pengaman yang berfungsi sebagai pengamanan terhadap arus hubung singkat dan arus beban lebih. MCCB memiliki rating arus yang relatif tinggi dan dapat disetting sesuai kebutuhan. Spesifikasi MCCB pada umumnya dibagi dalam 3 parameter operasi yang terdiri dari:
1.            Ue (tegangan kerja), spesifikasi standar MCCB digambarkan sebagai berikut:
Ue = 250 V dan 660 V
2.            Ie (arus kerja), spesifikasi standar MCCB digambarkan sebagai berikut:
Ie = 40 A-2500 A
3.            Icn (kapasitas arus pemutusan), spesifikasi standar MCCB digambarkan sebagai berikut:
Icn = 12 kA-200 kA

Gambar 3.5 Konstruksi MCCB





                                                                                                       













BAB IV
AUTOMATIC TRANSFER ENERGY

4.1              Proses Kerja Automatic Transfer Energy
Proses kerja Automatic Transfer Energy yaitu proses dimana perpindahan tegangan dari sumber tegangan utama PLN ke sumber cadangan dari Genset.  Gambar berikut akan memperlihatkan diagram rangkaian Proses kerja Automatic Transfer Energy.



Gambar 4.1 Sistem Automatic Transfer Energy

Pada catuan Normal, tegangan  PLN 20KV masuk ke trafo lalu tegangannya mejadi 380V. tegangan ini lalu masuk ke PUP (panel utama PLN).
Rangkaian OUVR (Over Under Voltase Regulator) mendeteksi tegangan yang berasal dari PLN ini. Selama tegangan normal yaitu 380V phasa-phasanya, maka kedudukan PUP akan close dan OUVR tidak akan memberikan komando kepada PSGP (Panel Seleksi Genset PLN) untuk mengaktifkan Genset. tegangan dari PSGP ini selanjutnya akan mensupply tegangan ke PUTR (Panel Utama Tengangan Rendah) untuk di distribusikan pada semua keperluan gedung.

4.1.1        Panel Seleksi Genset PLN (PSGP)
Panel ini merupakan panel yang menentukan pemilihan sumber catuan yang disalurkan ke beban.
Panel ini menerima daya dari dua sumber, yaitu terdiri dari:
1.      sumber daya utama (normal), berasal dari main CB atau bussbar PLN.
2.      sumber daya cadangan (emergency), yang berasal dari Outgoing Genset.
Dua buah breaker utama pada panel ini menyalurkan daya dari sumber daya di atas. dua buah breaker ini dikenal dengan nama ATS (Automatic Transfer Switch), kerja ATS ditentukan oleh rangkaian kontrol OUVR (Over Under Voltase Regulator).
OUVR menerima potensial daya dari kedua sumber daya dan memberikan perintah NO dan NC untuk terbuka atau menutup. Mode penempatan Rangkaian OUVR memiliki empat penempatan yaitu OFF, Normal, Auto dan Replacement Standby.
a.      OFF
Sifat dari kedudukan OFF tidak ada pemindahan catuan dan tidak ada pendeteksian dan merupakan bypass rangkaian OUVR.
b.      NORMAL
Sifat dariposisi ini apabila catuan berasal dari PLN maka MCB ke PLN akan menutup, apabila catuan PLN mati maka posisi MCB akan tetap karena tidak adanya tegangan pada input.
c.       AUTO
Posisi auto yang sering digunakan dimana penempatan ini memiliki sifat apabila input dari PLN 380 V (atau kurang lebih 5%) terbuka maka MCB input dari genset akan menutup. Apabila input PLN hilang, maka MCB Genset akan meutup kemudian 3 detik MCB PLN akan menutup.
d.      REFLACEMENT STANDBY
Pada keadaan ini catuan diambil dari MCB Genset akan menutup dan MCB PLN akan terbuka meskipun catuan dari Genset hilang.

4.1.2        Tegangan PLN Hilang Atau Salah Satu Phasa Hilang
Apabila sumber catuan utama PLN hilang, maka rangkaian OUVR akan aktif. Rangkaian OUVR ini memutuskan PUP (Panel Utama PLN) dan akan memberikan komando kepada PSGP untuk menstart Genset (Generator Set). Respon waktu Genset start adalah 5 detik setelah hilang catuan PLN. PSGP ini akan mengatur Genset mana yang melakukan start dan mengatur pula outgoing mana output Genset disalurkan. Output Genset disalurkan ke outgoing selama 3 detik. MCCB P pada PSGP akan terlepas pada keadaan normal. Genset Standby, berfungsi sebagai cadangan apabila Genset gagal melakukan start. Catuan PLN yang hilang akan melepaskan MCCB G terbuka setelah dikomandokan oleh rangkaian OUVR, dan untuk sementara kedua MCCB akan terbuka dan catuan pada beban akan hilang. Setelah tegangan generator set stabil, maka tegangan masuk ke outgoing yang berfungsi sebagai penyalur tegangan yang berasal dari Genset. Tegangan dari outgoing masuk ke PSGP dan akan mengomandokan MCCB G untuk aktif  (tetutup), ini terjadi selama 2 detik. Sehingga total waktu hilangnya catuan pada beban adalah 10 detik dengan rincian:
·                     5 detik Genset melakukan start
·                     3 detik tegangan Genset melakukan Outgoing
·                     2 detik tegangan masuk ke PSGP dan MCCB E tertutup.

Selama 10 detik tersebut, peralatan telekomunikasi dan catu daya gedung dicatu oleh battery pada UPS.
Gambar beban yang dicatu oleh Genset saat PLN mati dapat dilihat pada gambar 4.2 di halaman berikutnya.


Gambar 4.2  Genset No. 3 Running Untuk Mencatu Daya Cadangan


Dalam skema di atas, PUP dalam keadaan terbuka atau mati yang di komandoi oleh OUVR. Switch atau saklar  pada panel yang di lewati garis merah akan tertutup. Artinya tegangan mengalir dari Genset ke panel Out Going dan diteruskan kepanel PSGP. Pada panel PSGP MCCB P akan terbuka dan MCCB G akan tertutup, sehingga tegangan dapat mengalir dari Genset, kemudian di teruskan ke PUTR untuk mencatu seluruh beban gedung.


Text Box: KE BEBANText Box: PUTRText Box: PSGPText Box: Sumber PLN
Text Box: PUPGambar 4.3 Blok Diagram Sumber Catuan Cadangan Genset

4.1.3        Tegangan PLN Normal
Apabila tegangan PLN kembali normal, rangkaian OUVR akan mengomandokan PUP untuk tertutup dan timer pada OUVR akan bekerja untuk mengomandokan Genset melalui PSGP untuk Colling Down selama 240 detik sebelum mati. Colling Down   merupakan proses berhentinya Genset setelah mencatu beban. Setelah 180 detik input PLN datang dan dianggap stabil, maka rangkaian akan melepaskan MCCB G. 3 detik kemudian MCCB P akan tertutup, sehinnga beban tidak mendapat catuan selama 3 detik. Selama 3 detik tersebut, peralatan telekomunikasi dan catu daya gedung dicatu oleh battery pada UPS.

Gambar 4.4 Input PLN Normal
Pada skema diatas input catuan kembali normal yaitu dari PLN. Kedudukan Genset kembali sebagai sumber cadangan apabila terdapat kembali kesalahan input dari PLN.

Gambar 4.5 Blok Diagram Sumber Catuan Normal
BAB V
PENUTUP
5.1              Kesimpulan
Setelah melakukan dan menyusun laporan praktek kerja industri dapat di simpulkan bahwa praktek kerja industri sangatlah penting untuk pengetahuan siswa mengenai dunia usaha atau dunia industri .Selain itu praktek kerja industri sangat berperan penting untuk menambah pengalaman dalam lingkungan kerja yang akan menjadi bekal suatu hari nanti dimana siswa tersebut menempati dunia usaha ataupun dunia kerja.
Dan prakerin juga bertujuan mendidik jiwa para siswa supaya belajar mandiri dan berdisiplin dalam dunia industri serta dapat merasakan sendiri bagaimana dunia industri itu di era globalisasi yang penuh persaingan ini.
Berdasarkan laporan diatas dapat disimpulkan bahwa:
1.                  Pendidikan system ganda (PSG) adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian profesional yang memadukan secara sistematik dan sinkron terhadap pendidikan sekolah dan program penguasaan keahlian, yang diperoleh melalui kegiatan langsung di dunia kerja secara terarah untuk mencapai satu tingkat keahlian profesional itu,sehingga tercapai keterpaduan kerja sama antara dunia sekolah dan dunia industri.
2.                  Pada waktu pelaksanaan praktek kita dituntut supaya berhati-hati dan bekerja keras dengan mengikuti petunjuk kerja yang ada dengan interupsi yang telah di berikan pembimbing di industri.
Didalam melakukan praktek kita harus saling mengutamakan sesama rekan dan sesama teman dalam setiap hal,diantaranya dalam penggunaan alat keselamatan kerja,ini dilakukan untuk menghindari sekecil mungkin kecelakaan dan kesalahan besar di saat melaksanakan praktek.

Serta dapat di simpulkan pula berdasarkan teori bahwa:
1.            Automatic Transfer Energy yaitu proses dimana perpindahan tegangan dari sumber tegangan utama PLN ke sumber cadangan dari Genset.
2.            Panel Seleksi Genset PLN (PSGP)
Panel ini merupakan panel yang menentukan pemilihan sumber catuan yang disalurkan ke beban.
Panel ini menerima daya dari dua sumber, yaitu terdiri dari:
sumber daya utama (normal), berasal dari main CB atau bussbar PLN. Dan sumber daya cadangan (emergency), yang berasal dari Outgoing Genset. Catuan cadangan akan mengisi beban bila catuan utama atau salah satu phasa hilang.
3.            catuan utama yaitu sumber yang langsung berasal dari PLN.
4.            Catuan cadangan yaitu sumber yang berasal dari Diesel Engine Generator Set (Genset).
5.            Apabila sumber catuan utama PLN hilang, maka rangkaian OUVR akan aktif. Rangkaian OUVR ini memutuskan PUP (Panel Utama PLN) dan akan memberikan komando kepada PSGP untuk menstart Genset.
6.            Apabila tegangan PLN kembali normal, rangkaian OUVR akan mengomandokan PUP untuk tertutup dan timer pada OUVR akan bekerja untuk mengomandokan Genset melalui PSGP untuk Colling Down selama 240 detik sebelum mati.

5.2              Saran-Saran
Sebelumnya penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak sekolah yang telah membantu penulis baik dalam bimbingan dalam melaksanakan prakerin maupun dalam bimbingan pembuatan laporan prakerin.
Selain kepada pihak sekolah, penulis juga mengucapkan rasa terima kasih kepada pihak industri yang teleh mengizinkan dan membimbing kami melaksanakan kegiatan prakerin di PT. INDOSAT, Indosat Training And Converency Center).
Penulis sangat berharap besar bahwa saran ini dapat di tanggapi oleh pihak industri maupun pihak sekolah.

5.2.1        Saran untuk Pihak Sekolah
Berikut adalah saran penulis dan mudah-mudahan bisa di perhatikan dan menjadi suatu bahan masukan dalam rangka menjalin kerja sama dengan pihak industri.
a.             Selama melaksanakan prakerin sebaiknya pihak sekolah memonitoring siswa seefektif mungkin sehingga dapat menjalin kerja sama yang baik dengan pihak industri.
b.            Kami mohon kepada pihak sekolah apabila siswa-siswi akan melaksanakan prakerin, sudah jauh-jauh hari untuk menempatkan tempat prakerin, sehingga apabila sudah waktunya untuk melaksanakan prakerin, tidak kebingungan dan keterlambatan waktu.
c.             Untuk pelaksanaan atau petugas hubin seharusnya tidak merangkap dalam tugasnya, karena jika rangkap seperti hubin yang diambil dari seorang guru, akan mengakibatkan terbengkalainya salah satu tugas.


5.2.2        Saran untuk pihak indutri
Adapun saran yang penulis sampaikan kepada pihak industri dimana penulis melaksanakan praktek selama 3 bulan adalah sebagai berikut:
a.             Selama melaksanakan prakerin sebaiknya para siswa diberikan tugas yang sesuai dengan program keahliannya supaya dapat meningkatkan kemampuan dan pengetahuan tentang program keahliannya.
b.            Selama prakerin hendaknya para siswa diberikan materi-materi baru tidak hanya memberikan bimbingan dalam bentuk pratek kerja saja.
Sekian saran dari penulis diharapkan saran yang ditulis ini menjadi bahan pertimbangan di kemudian hari untuk terus meningkatkan kualitas ke arah yang lebih baik dari kedua pihak.

Sumber : Dream High

Tidak ada komentar:

Posting Komentar