Kamis, 18 Agustus 2016

Pathloss 4.0

BAB III
PATHLOSS 4.0


Pathloss Tutorial Here

3.1 Menentukan Daerah Hujan

Katika mendesain jaringan komunikasi radio Line of sight hal yang paling utama diperhatikan adalah penambahan pelemahan sinyal dikarenakan hujan. Penambahan pelemahan sinyal ini terjadi pada rugi-rugi jalur transmisi yang menggunakan media udara tak terpandu. Sebelum membahas metode perhitungan rugi-rugi ini diperlukan adanya pembahasan mengenai informasi mengenai masalah hujan tersebut. Ketiaka membahas mengenai hujan, maka satuan hujan ini dinyatakan dalam milimeter perjam. Sebelum implementasi jaringan perancang jaringan harus mampu memprediksi kemungkinan yang akan terjadi pada rugi-rugi saluran bebas tersebut. Rekomendasi pembengian daerah hujan yang sering digunakan adalah dari ITU-R Pn.837-1. Dimana pembagiannya dibagi dalam daerah A hingga Q.




Gambar 3.1 Pembagian Daerah Hujan Menurut ITU-R Pn.837-1


Pada pathloss 4.0 daerah hujan ini mengikuti pembagian menurut ITU-R Pn.837-1 yang dibagi dalam daerah A hinggan Q.




Gambar 3.2 Data base pembagian daerah hujan dari pathloss 4.0


3.2 Topologi geografi (Terrain view)

Pathloss 4.0 mendukung penggunaan file digital untuk menampilkan topologi sesuatu daerah. Beberapa map digital yang dapat digunakan antara lain Gtopo 30 dan SRTM. Selain menggunakan peta digital, pathloss 4.0 juga dapat menerima masukan topologi daerah secara manual yang berdasarkan dari survey lapangan maupun study peta.
Adapun proses untuk memasukkan data terrain adalah sebagai berikut:
1. Pilih menu Configure, pilih sub menu terrain data base.
2. Pilih primary data base, isi pilihan dengan peta digital yang tersedia (dalam hal ini adalah peta SRTM)
3. Tekan tombol setup primary
4. Pilih menu file, sub menu BIL-HDR-BLW
5. Pilih folder dimana file SRTM disimpan. Selanjutnya copy data SRTM tersebut.
Sebelum pathloss dapat menggunakan data tersebut, beberapa parameter harus disetting terlebih dahulu. Parameter yang utama perlu disetting adalah letak geografis dari site A dan site B. Jadi tiap site perlu diketahui nilai nominal koordinat sebelumnya. Sehingga tahapan yang perlu dilakukan adalah :
1. Pada menu summary diperlukan untuk mengisi data letak nominal site dan informasi umum lainnya.
2. Pilih menu terrain data, menu configure sub menu geographic default.
3. Pilih datum WGS 1984, elipsoid wgs 84, dan latitude southern hemisphere, longitude eastarn hemisphere.
4. Pilih grid coordinate system UTM dan second format nearest 0.01 second.
5. Pilih menu configure, sub menu terrain data base.
6. Pilih tipe peta digital SRTM pada primarynya, kemudian klik tombol setup primary. Pilih menu file BIL-HDR-BLW
7. Cari folder dimana peta SRTM disimpan, dan pilih open. Pilih close dan tekan tombol ok.








Gambar 3.3 Menu Utama Pathloss 4.0









Gambar 3.4 Mensetting Geographic default


Gambar 3.5 Setting geographic default



Gambar 3.6 Setting terrain data base





Gambar 3.7 Terrain data base menggunakan SRTM



Adapun cara untuk menampilkan kondisi terrain suatu jalur titik ke titik adalah sebagai berikut:
1. Isi data nominal site A dan site B pada menu summary.
2. Pilih menu terrain data, pilih menu operation, generate profile.
3. Isi data distance increment. Semakin kecil nilai distance increment, semakin detail informasi perubahan terrain view.
4. Tekan tombol generate. Secara otomatis topologi geografi antara kedua titik site akan tampil. Selanjutnya tekan tombol copy.
5. Selanjutnya dapat ditambahkan penghalang baik berupa pohon maupun gedung diantara kedua titik tersebut. Caranya dengan mengklik dua kali pada structure filed dan pilih stuktur yang ingin ditambahkan dengan informasi ketinggian struktur tersebut.



Gambar 3.8 Terrain data yang belum terisi



Gambar 3.9 Memunculkan terrain view



Gambar 3.10 Menentukan Kerapatan Terrain view





Gambar 3.11 Mengcopy Terrain view pada pathloss




Gambar 3.12 Menambahkan Strukture pada terrain

3.13 Terrain dengan struktur

3.3 Menentukan Ketinggian Antena Minimum

Adapun tahapan untuk menentukan ketinggian antena adalah sebagai berikut:
1. Pilih menu Antenna heights.
2. Klik tombol Optimize (tombol bergambar kalkulator) untuk mendapatkan ketinggian optimum antena yang diperlukan.
3. Untuk menentukan sendiri ketinggian antena dapat digunakan menu set microwave antenna heights.
4. Isi data ketinggian antena dan ketinggian tower yang akan digunakan untuk masing-masing site pada kolom yang tersedia.



Gambar 3.14 Mensetting ketinggian antenna



3.4 Menampilkan hasil profile yang telah dibuat

Adapun proses untuk menampilkan profile diantara dua site jalur titik ketitik adalah dengan memilih menu print profile. Secara otomatis akan tergambar kondisi terrain, LOS jarak antara site, elevasi pada site, dan ketinggian antenna yang disetting.




Gambar 3.15 Module Print Profile



3.5 Menggunakan Menu Worksheet

Parameter dari perangkat yang akan digunakan pada jalur titik ke titik akan dimasukkan pada menu worksheet. Dengan kata lain informasi mengenai perangkat yang akan digunakan dimasukkan pada module ini. Oleh karena itu seorang perancang harus memahami mengenai perangkat yang akan dipakai. Pada bagian ini merupakan bagian yang akan menentukan performa link yang kita inginkan. Memberikan parameter yang tepat dan benar akan memberikan performa link yang terbaik. Adapun proses untuk mendapatkan link budget jalur komunikasi radio ini adalah:
1. Menentukan Metode keandalan.
Untuk mensetting metode kaandalan jalur komunikasi ini adalah sebagai berikut:
1. Pilih menu worksheet, selanjutnya pilih menu operation.
2. Pilih sub menu reliability options.
3. Pilih metode keandalan yang akan digunakan, presentasi waktu keandalan, metode perhitungan, tipe radio yang akan dirancang, dan standart region.





Gambar 3.16 Mensetting Keandalan jaringan

2. Memilih data daerah hujan site

Indonesia termasuk daerha hujan golongan P dimana intensitas hujan termauk besar.Untuk menentukan daerah hujan jalur komunikasi radio yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Buka Menu worksheet.
2. Klik Gambar awan
3. Pilih Polarisasi yang digunakan dan juga metode pembagian wilayah daerah hujan yang digunakan.
4. Tekan tombol Load rain file. Pilih golongan daerah hujan yang sesuai dengan daerah dimana site akan didirikan.




Gambar 3.17 Mensetting Polarisasi dan daerah hujan

3. Memberikan tambahan informasi keadaan bumi pada profil topografi

Adapun informasi yang ditambahkan pada bagian ini adalah informasi mengenai ketinggian topografi yang berada didaratan rendah ataukah dataran tinggi, serta memberikan informasi mengenai kelembapan daerah dimana site tersebut dibuat. Tahapan untuk memeberikan informasi ini adalah sebagai berikut:
1. Klik pada gambar terrain.
2. Akan muncul menu path profile data. Pilih menu geoclimatic factor. Pilih klasifikasi terrain yang sesuai dan juga kelembapan daerah yang sesuai.





Gambar 3.18 Data Profil topografi




Gambar 3.19 Mensetting faktor geografi

4. Memilih peralatan radio yang digunakan

Sebagai perancang jaringan radio, tentunya kita perlu mengetahui parameter-parameter radio yang akan kita gunakan. Karena informasi mengenai spesifikasi radio yang akan kita gunakan ini menentukan nilai sinyal yang dapat dipancarkan serta sinyal yang dapat diterima selain daripada informasi mengenai keandalan alat yang akan digunakan tersebut. Adapun cara untuk menambahkan informasi mengenai parameter radio yang akan digunakan adalah sebagai berikut:
1. Buka menu worksheet.
2. Klik pada simbol TR. Klik pada tombol lookup.
3. Pilih radio yang akan digunakan dan tekan tombol both.





Gambar 3.20 Menentukan radio yang akan digunakan

Gambar 3.21 Memilih radio yang akan digunakan

5. Memilih Antena yang digunakan

Tahapan untuk memasukkan data antena adalah sebagai berikut:
1. Pilih menu worksheet. Klik gambar antena.
2. Klik menu lookup, pilih antena yang akan digunakan.





Gambar 3.22 Informasi antena yang akan digunakan




Gambar 3.23 Memilih antena yang akan digunakan

6. Memilih Frekuensi yang digunakan
Tahapan untuk memasukkan data frekuensi adalah sebagai berikut:
1. Pilih menu worksheet. Klik gambar ch.
2. Klik menu lookup, pilih frekuensi yang akan digunakan.




Gambar 3.24 Frekuensi yang digunakan





Gambar 3.25 Memilih frekuensi yang akan digunakan

7. Menampilkan hasil perhitungan

Setelah semua parameter kita isi, maka tahapan selanjutnya adalah menampilkan hasil perhitungan yang akan diimplementasikan pada site yang akan dibuat. Adapun tahap untuk menampilkan informasi lengkap mengenai hasil perhitungan ini adalah sebagai berikut:
1. Buka menu worksheet, klik menu report, pilih menu fullreport.
2. Selanjutnya akan ditambilkan secara penuh hasil perhitungan software tersebut.





Gambar 3.26 Full report

Selasa, 16 Agustus 2016

Isntalasi dan Konfigurasi Modem VoIP NUERA MP114 ; 118


MP-114 pre-configured BOARD.INI for Lync 2010

Looks like a small device like Audiocodes MP-114 is a hot topic here on lynclog.com. The number is visits of the post about it prompts me to extend the subject and offer a pre-configured “BOARD.INI” file, which with small changes should be easy to deploy and save you time while building your lab.


There are few things to consider:


Just because it works in my lab, does not mean it will necessarily works out of the box in yours. I will explain later.


Pre-configured only means - “shortcut” for deployment. Reading and understanding Audiocodes terminology and concept is still necessary to complete the setup successfully.



Having said that, let’s start with the preconditions:

This is configuration file for Audiocodes MP-114 with 2 FXS and 2 FXO ports. This means, ports 1 and 2 (FXS as marked on the back of the device) are to be connected to an analog phone, and ports 3 and 4 (FXO) to an analog telephone line.
I have configured already two “Analog Phone Device” in my Lync server with phone numbers +14785551010 and +14785551020.
The co-located Mediation server is configured to the defaults – port 5068 for TCP and 5067 for TLS.
While adding the gateway in the Topology, the default gateway port for TCP – 5066 was used.
Lastly, read carefully the rest before uploading the file to your MP-114. While it will not “break” it, making changes with understanding why doing so will make your experience less frustrating (else you will not be reading this to begin with).
Download and save the file form this location:


https://onedrive.live.com/?cid=74f5d774855b9fca&id=74F5D774855B9FCA%21160&authkey=!

On your MP-114, go to Management -> Software Updates -> Configuration File; browse for the file you just downloaded and upload (Send INI File) it to the device.












Wait for the device to restart and prompt for login.


There are several changes you need to make now in order to use it in your environment.






Go to Configuration -> Protocol Configuration -> EndPoint Phone Number and change the phone numbers above to the numbers you have configured for Analog Device in your Lync Environment. Delete the values if you have not configured Analog device. As of how to configure Analog Device Support, refer to this post: http://www.lynclog.com/2011/04/analog-phone-support-with-lync-2010.html






Go to Configuration -> Protocol Configuration -> Endpoint Settings -> Automatic Dialing and change the values to phone number in your Lync environment. This number can be user’s, RGS, Auto Attendant; basically a valid Lync number.






Go to Configuration -> Protocol Configuration -> Proxies, Registration, IP Groups -> Proxy Sets Table and replace the current value with your Lync co-located or Standalone Mediation FQDN:port number.





Go to Configuration->Network Settings->Application Settings and enter the IP address of your DNS internal DNS Server.


Next step – number Manipulation. This is the most complicated part and requires understanding of number manipulation in PSTN world.


Go to Configuration -> Protocol Configuration ->Dest Number IP -> Tel and… this gets tricky as it could.
Let’s talk about Milledgeville, Georgia. The local PSTN service provider requires local calls to be dialed as 7 digits. Any other number of digits causes the call to fail. Lync, however, sends E.164 to the gateway. So, for local calls, I need to “manipulate” the number i.e. leave the last 7 digits only and send them to Windstream. On other hand, here we have several NXX…


Little side note – the PSTN format is NPA-NXX-xxxx or AreaCode-Exchange-Extension. This is how Ma Bell knew where to send the call years back. Magic…


So, Milledgeville’s NPA is 478 and several NXX – 387,452,453,454,357 and so on. In order to “recognize” if the call is local or outside the Local Calling Area, I need to build a rules to do so. Look the example:




On line 1 and capture all calls the begins with 1478378 and remove 4 digits on front, so 387xxxx will be send to the PSTN as local call.
On line 2 I do so for numbers beginning with 1478452. I will need to do so for all NXX in my area.
On line 3 I have a rule to catch E.164 number (if one sneaks in somehow) and remove + from front
And on line 4, a general rule that sends everything else as it is i.e. number that DOES NOT start with 1478 and it is outside my Local Calling Area.
One more step and we’re done.






Go to Configuration -> Protocol Configuration -> Routing Tables -> IP to Trunk Group Routing
The first line tells MP to route call for 14785551010 (the Analog Phone on FSO port 1) to… port #1. So, replace this number with the phone number you configured in Lync. Remove the value if you have not.
Second line is same (applies to the second Analog Phone)
Line #3 tells MP to send any other number to Trunk group #3 (which includes our FXS ports) and so, any call for number different from Analog Phone #1 or #2 will be send to PSTN (after manipulation).
This is it. Burn the changes and test your new configuration.


Let me know if I missed a step or something does not work as expected.

Senin, 15 Agustus 2016

Training Session NEC iPasolink Microwave Radio

Training Session NEC iPasolink Microwave Radio


Langkah Upgrade Radio NEC iPasolink

Langkah Upgrade Radio NEC iPasolink


Cara Konfigurasi Radio NEC iPasolink

Cara Konfigurasi Radio NEC iPasolink


Cara Konfigurasi IDU dan ODU Radio Microwave NEC Pasolink

Dear Sobat sekalian,
berikut ini kita akan melihat Cara Konfigurasi IDU dan ODU Radio Microwave NEC iPasolink


Fitur Radio Microwave iPASOLINK 100/200


iPASOLINK 100/200 Features / Function



Converged Packet Radio for LTE Backhaul
iPASOLINK is the first set of products developed within NEC's Intelligent Converged Platform
Design Concept
Any transport of Native Ethernet for 3G/LTE and Native TDM for 2G and mix for risk-free migration
Optimized, scalable and high capacity link throughput
High-level resiliency for carrier-grade services
Transmission over both microwave and optical
Carrier-grade migration from TDM to full IP Backhaul
Application flexibility and software upgradeability
Reassurance for future changes in network capability
Application flexibility with universal card slots and a range of functional modules
Easy addition of functionality with pay-as-you-need software upgrades
Reuse of existing PASOLINK – No.1 microwave product – with backward compatibility
Advanced technology for carrier-grade services
High throughput with high modulations, wide channels and cross-polarization
Ultra-high-capacity radio with XPIC technology in 1U ultra-compact size unit
Flexible and high resiliency radio configuration, N-way, 1+1 and N+0
High system gain with advanced error correction and new amplifier technology
High level of packet networking functionality: Ethernet, PWE, MPLS, IP
Advanced multi-service QoS support for TDM, Ethernet and IP with microwave adaptive modulation and excellent header compression technology
Ethernet OAM for fault management and performance monitoring
Multiple clock sources: external, synchronous Ethernet and legacy TDM synchronization
Optimised cost of ownership
Low CAPEX as technology convergence reduces the number of hardware units
Low OPEX with enhanced remote management and control
Low OPEX of reduced maintenance due to high engineering quality
Frequencies
6, 7, 8, 10, 11, 13, 15, 18, 23, 26, 28, 32, 38, 42GHz
Radio bandwidth:
7/ 14/ 28/ 56 MHz
Co-channel Operation:
7/ 14/ 28/ 56 MHz with Adaptive modulation

Sumber : NEC